PROFIL



AUTOBIOGRAFI IDE BAGUS PUTRA
Mengajar dan Berkesenian Ibarat Tulang dan Daging


Ide Aprianto Putra  adalah nama yang diberikan kedua orang tuaku. Namun aku lebih sering menggunakan nama Ide Bagus Putra, dengan nama ini aku merasa lebih PeDe, karena lebih mudah diingat dan bernuasa Bali. Sejak kecil aku memang menyukai tradisi Bali, segala hal yang bernuasa seni. Sebenarnya aku dilahirkan di sebuah desa bernama Pelabuhan Dagang, namun secara administrasi tempat kelahiranku tertulis di Jambi, 31 Mei 1975. Aku  putra kedua dari pasangan Amir Husin BKS dengan Rts Siti Hindun dan dibesarkan diantara empat saudara perempuan. Sebenarnya aku asli produk lokal Jambi.
Ide merupakan nama depan kakak dan adik-adikku, kami berlima merasa sangat bangga dengan nama yang diberikan Bapak. Dengan nama yang sama ikatan kekeluargaan kami terikat erat. Itulah salah satu kehebatan Bapak. Gaya Bapak dalam memberikan nama kemudian aku wariskan kepada kedua anakku. Anak tertua kuberi nama Ide Bagus Radikal (2001), dan yang perempuan bernama Ide Cantika Mulia Kammy (2005). Keduanya dilahirkan di Jambi, dengan tanggal dan bulan yang sama: 13 September.
Aku memulai studi di SDN/IV 92 Telanaipura dengan sedikit terbata-bata, di kelas 3 (tiga) sering diseru bodoh dan pernah tidak naik kelas. Sekolah Menengah Pertama (SMP) aku selesaikan di sekolah swasta, di tingkat menengah inilah percaya diriku mulai meningkat setelah diberi kesempatan untuk tampil  dalam forum kegiatan sekolah. Setamat SMP Darma Bakti 2 aku melanjutkan studi ke SMEA Negeri 1 (sekarang SMK Negeri 1) kota Jambi. Di Sekolah lanjutan ini percaya diriku  semakin meningkat, aktif di gerakan Pramuka sebagai  Pemangku Adat dan terlibat dalam Kepengurusan Dewan Kerja Ranting (DKR) Telanaipura di bagian pelatihan dan pengembangan. Bakat berorganisasi warisan Bapak ini terasa semakin terasah setelah aku dipercaya menjadi Ketua OSIS pada tahun 1992/1993.
Di SMEA Negeri 1 tidak hanya berorganisasi, sepertinya bakat seniku dibidang sastra dan teater diberi kesempatan untuk meledak. Bersama teman-teman Gugus Depan kemudian aku mendirikan Sanggar Seni Beling. Pada saat itu karya-karya kami sering dianggap nyeleneh. Sebagai kelompok kesenian yang berbasis dan beranggota para pramuka, Ambalan kami sering dituding sebagai  kelompok “numbur kaca.” Sebutan ini muncul lantaran kami sering dianggap melanggar ketentuan-ketentuan dalam gerakan Pramuka. Bagi aku Pramuka pada saat itu tidak harus berurusan dengan baris berbaris, kemah, bernyanyi dan simpul menyimpul. Pramuka harus memberikan variasi kegiatan sehingga tidak monoton. Saat itu kami sering berlatih seni di malam hari bahkan latihan beladiri. Sekolah bagi kami adalah rumah kedua. Anehnya, tidak ada satu guru pun yang melarang kegiatan kami. Saat itu aku yakin sebagian senior dan guru mendukung apa yang kami lakukan, tapi bagi yang “Kaku” menentangnya dengan keras.
Menyelesaikan studi di SMEA N 1 Kota Jambi,  tidak membuat aku tertarik untuk melajutkan studi ke fakultas ekonomi. Niat pertamaku ingin langsung bekerja, untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sama sekali tidak terpikir. Mengetahui niat ini, kakak tertua Ide Aprida Sugus Wanti langsung beraksi, ia “ngompori” hingga membuat aku mendidih. Gejolak eksisku beraksi, tersinggung dengan apa yang ia katakan, “Kau tu ‘idak berani kuliah karena kalau ikut tes pasti ‘dak lulus.” Aku menunjukkan kemampuanku, aku lulus tes. Pilihanku hanya satu: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Jambi (1994).
Sebenarnya aku ingin sekali belajar tentang seni di kota Jakarta, Yogyakarta atau Bali. Niat itu aku pendam dalam-dalam karena tidak ingin menyusahkan Bapak dan Emak. Selain persoalan finansial aku adalah anak lelaki semata wayang, walaupun sebenarnya emak dan bapak tidak begitu menganggap aku istimewa.
Di Kampus oranye, kegiatan seniku semakin menggila. Aku berkenalan dengan senior-senior yang menyukai seni pula, meskipun berbeda bidang studi kami menghimpun, hiduplah kembali sebuah komunitas yang bernama Pusat Studi Teater (PST). Sebelumnya komunitas ini dikelola oleh Sudaryono, dosen puisi dan penggiat sastra di kota Jambi. Pada saat kami meggeliat beliau sedang melanjutkan studi di kota Malang. Rekan-rekanku pada saat itu adalah Alfakhi, Muhammad Muslih, Muhammad Husairi, Iwan, A Martono, Yupnical, dan Kukuh Sila Utama. Kini mereka telah berkendara dengan nasib masing-masing. Atau pada masa itu kami mengistilahkan dengan “Menggantang Warta Nasib,” sebuah judul puisi seorang penyair yang kami terjemahkan secara bebas untuk mentertawakan nasib.
Lewat aktivitas kesenian di kampus, aku semakin lengket dengan kegiatan berkesenian di Taman Budaya Jambi hingga akhirnya aku berkenalan dengan seorang Didin Siroz. Seorang penggiat  jebolan teater Payung Hitam, dan alumnus Studi Teater Bandung. Melalui Mas Didin aku berkenalan dengan seni teater modern. Aku melahap semua buku-buku teater kontemporer koleksi masa-masa studinya, hingga akhirnya aku tertarik untuk menganalisa teater “Menggugat Jalan Setapak” karya terbaiknya sebagai tugas akhir untuk mendapat gelar sarjana. Kurang lebih dua bulan aku menyelesaikan tugas akhir tersebut dengan bimbingan dosen sastra yang sangat aku kagumi sekaligus aku musuhi. Dosen tersebut bernama Dr. Maizar karim, M.Hum.
1999 aku menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar sarjana. Sebelum wisuda aku telah mengajar di SMP-SMA Unggul Sakti, yang aku kenang dari sekolah ini hanya satu aku pernah melakukan aktivitas kesenian dan mendirikan komunitas bernama Teater Tiang Tuo (T3). Sayang T3 “mampus” setelah setahun aku meninggalkan sekolah ini.
Tahun 2001 aku memilih untuk hengkang di sekolah pertama mengajar, aku memilih SMP Attaufiq untuk mencari muara kebutuhan berekspresi. Setelah dinyatakan diterima aku sempat stres, aku seperti masuk ke sebuah hutan yang lebat. Aku meraba-raba mencari muara. Untunglah sebuah peristiwa menyelamatkan, aku mendapat ruang berekspresi.
Reportoar berjudul “Indonesia Sedang Sakit” cukup sukses memberi kejutan pertama tentang denyut berkesenian di Attaufiq. Aku mendapat respon pertama dari ketua Yayasan Attaufiq berupa kaset musikalisasi puisi karya Sapardi Djoko Damono garapan mahasiswa Universitas Indonesia. Dari lisannya aku tahu ia dan suaminya lulusan Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Ia mengapresiasi karyaku, aku bangga.
Gairah kesenianku makin menjadi, aku bisa melakukan dua aktivitas sekaligus: Mengajar dan berkesenian. Seperti daging dan tulang yang membuat aku tegak berdiri. Maka meluncurlah gagasan untuk membuat komunitas yang aku beri namai teater Q. Sebuah fonen yang aku sukai dan memiliki bias makna. Q juga kutipan dari huruf terakhir dari kata ATTAUFIQ. Aku tidak hanya membentuk komunitas sebagai bengkel, bersama rekan sejawat  mencetuskan sebuah kegiatan yang bernama ATTAUFIQ ART FESTIVAL (AAF) di Taman Budaya Jambi (2003) dan WTC Batanghari (2007), Penayangan Film karya para siswa di kantor Bahasa Provinsi jambi, serta Konser Musikalisasi Puisi “Kidung Matahari” (2003) dan “Senandung Anak Langit” (2004). Hingga akhirnya aku menderita “sakit” setelah AAF 3 gagal dilaksanakan.
Kini aku lebih memilih fokus mengajar di SMP-SMA Pelita Raya Jambi sebagai guru Bahasa Indonesia dengan merasa perlu “ngecas” ilmu di Program Magister Teknologi Pendidikan (MTP) Program Pascasarjana Universitas Jambi. Jika gelisah aku berkesenian sebagai obat sekaligus oksigen tambahan untuk bernafas secara sehat
Sekarang aku masih berdiam di jalan HMO. Bafadhal No.34 RT. 03 RW.02 kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung. Membina rumah tangga yang penuh kasih bersama Sri Handayani dan mengasuh dua buah hati yang semakin tumbuh jiwa dan pikirnya. (ide, 2013).

KARIR MENGAJAR DAN BERKESENIAN
Pengalaman Mengajar
    • SMP Unggul Sakti, guru Seni Budaya Jambi (1999 s.d 2001)
    • SMA Unggul Sakti, guru Bahasa Indonesia/Kesenian (1999 s.d 2001)
    • SMA Attaufiq, guru kesenian/ Bahasa Indonesia (2003 s.d 2010)
    • SMP Attaufiq, guru bahasa Indonesia (2001 s.d 2016)
    • SMA Pelita Raya Jambi, guru Seni Budaya (2017 s.d 2018)
    • SMP Pelita Raya Jambi, guru Bahasa Indonesia (2016 s.d sekarang)
    • SMA Pelita Raya Jambi, guru Sastra Indonesia (2019- sekarang)
Pengalaman Pemangku Jabatan
    • Dewan Kesenian Jambi (1999)
    • Bengkel Sasen Aura Guru Bahasa dan Seni (2008)
    • Pendiri Teater Tonggak Jambi
    • Pendiri Teater Tiang Tuo (1999)
    • Pendiri Teater Q (2001)
    • Pendiri Anjungan Puisi Jambi (2016)
    • Majelis Pembimbing Gugus Depan SMP Attaufiq (2007)
    • Menejer Kreatif Yayasan Attaufiq Gugus Talang Banjar (2009)
    • Wakil Kurikulum SMP Attaufiq (2012 – 2017)
    • Kepala SMA Pelita Raya (2017-2018)
    • Kepala SMP Pelita Raya (2017- 2020)
    • Pengurus MKKS SMP Kota Jambi ( 2019-2020)
    • Pengurus PGRI Provinsi Jambi (2019-2024)
    • Pengurus MGMP Bahasa Indonesia (2019-sekarang)
Pengalaman Juri
    • Juri Lomba Cipta Puisi SMP Tingkat provinsi 
    • Juri Pidato SMP Tingkat provinsi 
    • Juri Lomba Lukis SLB tingkat provinsi 
    • Juri Lomba Dogeng Perpustakaan Tingkat Provinsi (2011
    • Juri Lomba Menulis Teks Pidato dan Berpidato Tk SD Se-Telanaipura (2014) 
    • Juri Festival Teater Remaja Tingkat Provinsi Jambi (2014)
    • Juri Musikalisasi Puisi Kantor Bahasa (2020)
    • Juri Baca Puisi Kantor Bahasa (2018)
    • Juri Baca Puisi Ahmad Dahlan (2020)
Pengalaman Berkesenian
    • Penulis Naskah Dramatisasi Puisi "Perjuangan Raden Mataher" (1998) 
    • Penulis Naskah "Ketika Kanvas di Siram Hujan" (2001) 
    • Sutradara "Khotbah" (2001) 
    • Penulis/Sutradara "Ketika Bulan Nyangkut di Pohon Jambu" (2002) 
    • Sutradara "Bulan Dimakan Raksasa" (2002) 
    • Sutradara/Konseptor "Imajiner O" (2006) 
    • Sutradara/aktor "Semiotik Daging Dalam Sangkar Siku-siku" (2006) 
    • Penulis Skenario "Retak" bersama Wahyu Hidayat (2010) 
    • Konsultan Artistik "Fantasi Si-Adul" (2005) 
    • Sutradara Konser Musikalisasi Puisi “Kidung Matahari” (2003) 
    • Sutradara Konser Musikalisasi Puisi “Senandung Anak Langit” (2004) 
    • Sutradara Konser Musikalisasi Puisi “Konser Bumi” (2013) 
    • Aktor Dramatisasi Jante Arkidam arahan Nanang Sunarya (1999) 
    • Aktor End Game arahan Didin Siroz (2002) 
    • Aktor Menggugat Jalan Setapak arahan Didin Siroz (1999) 
    • Seni instalasi Seni Rupa (Perjalanan Putih) Dimas Agus Felas
    • Sutradara/aktor "Semiotik Transedental Siku-siku" (2005) 
    • Seni Instalasi "Prahara di Ladang Paha Ibu" (2005) 
    • Seni Instalasi "Terperangkap" (2005) 
    • Seni Instalasi "Bunyi Itu Bernama Kesunyian" (2005) 
    • Tangkul Baibo (2012) 
    • Konseptor/kamerawan "Dongeng Daerah Jambi" (2009) 
    • Konseptor Syair Abdul Muluk (2008) 
    • Skenario/Sutradara VMB "Buah Hati Puisi yang Bernyanyi" (2013) 
    • Skenario/sutradara VMB Musikalisasi Puisi “Rimba Tua” (2009)
    • Seni Instalasi " Perjalanan Putih" Suluk Bambu Teater Tonggak (2018)
    • Sutradara Teater Musikalisasi Puisi "Khotbah" puisi WS Rendra (2016)
    • OpeningArt "Zikir Cinta" Peluncuran Antologi Penyair DAP (2020)  
Pengalaman Pelatihan/seminar
    • MGMP SMP Bahasa Indonesia (2008)
    • Pelatihan Penyusunan KTSP, Silabus, dan RPP (2008) 
    • Workshop Nasional Musikalisasi Puisi (2009)
    • Penataran Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan (2099) 
    • Pelatihan Manajemen Budaya (1999) 
    • Workshoup pembuatan Film Animasi (2000)
    • Panitia Temu Sastrawan Indonesia (2008) 
    • Peserta Seminar Nasional Orientasi Baru Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (2009)
    • Peserta Seminar Temu Sastra: Kesusastraan Sufi (2009) 
    • Peserta Seminar Nasional Tekno Psikologi Pendidikan (2009) 
    • Peserta Sosialisasi dan Bimbingan 
    • Penyusuanan Portofolio Sertifikasi Guru (2008) 
    • Peserta Seminar Budaya Melayu Jambi (2008) 
    • Peserta Pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (2003) 
    • Peserta Temu Budaya Daerah Jambi (2002) 
    • Peserta Dialok Sastra (2002) 
    • Peserta Seminar Sastra (2099) 
    • Peserta Seminar Sehari Apresiasi Puisi (1994)
    • Tim Pengembang Video Materi Pembelajaran Dit PSMA (2016-sekarang)
Pengalaman Sebagai Pembimbing/Pelatih
    • Juara II Lomba Dramatisasi Puisi Tingkat Umum Taman Budaya Jambi
    • Juara Lomba Bercerita Tingkat SMA
    • Juara II Lomba Teater Tingkat SMA/K SMK Negeri 2 Jambi
    • Juara II Lomba Drama Pendek PL2SN Tingkat Provinsi Jambi
    • Juara II Lomba Cipta Puisi PL2SN Tingkat Provinsi Jambi
    • Juara II Lomba Dongeng Perpustakaan Provinsi Jambi
    • Lomba Dongeng Peringatan Hari Sastra FKIP Universitas Jambi
    • Juara II Lomba Seni Kria Gladian Prestasi Wana Cikal Saka Wana Bakti
    • Juara I Lomba Baca Puisi Kantor Bahasa Provinsi Jambi
    • Lomba Baca Puisi Pekan Pesona Budaya Jambi
    • Lomba Pentas Gaul TVRI Jambi
    • Juara Harapan III Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional Jakarta
    • Nominasi Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional Jakarta
    • Juara I Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Provinsi Jambi
    • Juara I Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Provinsi Jambi
    • Juara Harapan III Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Provinsi Jambi
    • Juara Harapan I Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Provinsi Jambi
    • Juara I Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Provinsi Jambi
    • Juara Harapan I Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Sumatra di Provinsi Kepulauan Riau
    • Juara Harapan Lomba Baca Puisi Tingkat SMA Kota Jambi di Universitas Batanghari
    • Juara II Lomba Baca Puisi Tingkat SMA Kota Jambi di Kantor Bahasa Provinsi Jambi
    • Juara II Lomba menulis puisi Tingkat Nasional Universitas Jambi
    • Juara II Lomba Drama musikal Perjuangan Museum Perjuangan Jambi

3 komentar: